ORGANISASI DAN MANAJEMEN
1.ORGANISASI
Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti
alat.Pengertian organisasi telah banyak disampaikan para ahli, tetapi
pada dasarnya tidak ada perbedaan yang prinsip, dan sebagai bahan
perbandingan akan disampaikan beberapa pendapat sebagai berikut :
a. Chester I. Barnard (1938) dalam bukunya “The Executive Functions”
mengemukakan bahwa : “ Organisasi adalah system kerjasama antara dua
orang atau lebih” (I define organization as a system of cooperatives of
two more persons)
b. James D. Mooney mengatakan bahwa : “Organization is the form of
every human association for the attainment of common purpose”
(Organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk mencapai tujuan
bersama)
c. Menurut Dimock, organisasi adalah : “Organization is the
systematic bringing together of interdependent part to form a unified
whole through which authority, coordination and control may be exercised
to achive a given purpose” (organisasi adalah perpaduan secara
sistematis daripada bagian-bagian yang saling ketergantungan/berkaitan
untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat melalui kewenangan, koordinasi
dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan).
Dari beberapa pengertian organisasi di atas, dapat disimpulkan bahwa setiaporganisasi harus memiliki tiga unsur dasar, yaitu :
1. Orang-orang (sekumpulan orang),
2. Kerjasama,
3. Tujuan yang ingin dicapai,
Dengan demikian organisasi merupakan sarana untuk melakukan kerjasama
antara orang-orang dalam rangka mencapai tujuan bersama, dengan
mendayagunakan sumber daya yang dimiliki.
Ciri-Ciri Organisasi
Seperti telah diuraikan di atas bahwa organisasi memiliki tiga unsur
dasar, dan secara lebih rinci organisasi memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
a. Adanya suatu kelompok orang yang dapat dikenal dan saling mengenal,
b. Adanya kegiatan yang berbeda-beda, tetapi satu sama lain saling
berkaitan (interdependent part) yang merupakan kesatuan kegiatan,
c. Tiap-tiap orang memberikan sumbangan atau kontribusinya berupa; pemikiran, tenaga, dan lain-lain,
d. Adanya kewenangan, koordinasi dan pengawasan,
e. Adanya tujuan yang ingin dicapai
Prinsip-Prinsip Organisasi
Prinsip-prinsip organisasi banyak dikemukan oleh para ahli, salah
satunya A.M. Williams yang mengemukakan pendapatnya cukup lengkap dalam
bukunya “Organization of Canadian Government Administration” (1965),
bahwa prinsip-prinsip organisasi meliputi :
1. Prinsip bahwa Organisasi Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas,
2. Prinsip Skala Hirarkhi,
3. Prinsip Kesatuan Perintah,
4. Prinsip Pendelegasian Wewenang,
5. Prinsip Pertanggungjawaban,
6. Prinsip Pembagian Pekerjaan,
7. Prinsip Rentang Pengendalian,
8. Prinsip Fungsional,
9. Prinsip Pemisahan,
10. Prinsip Keseimbangan,
11. Prinsip Fleksibilitas,
12. Prinsip Kepemimpinan.
1. Organisasi Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas.
Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai, dengan
demikian tidak mungkin suatu organisasi tanpa adanya tujuan.
Misalnya,organisasi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan
puskesmas sebagai suatu organisasi, mempunyai tujuan yang ingin dicapai
antara lain, memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan lain
lain.
2. Prinsip Skala Hirarkhi.
Dalam suatu organisasi harus ada garis kewenangan yang jelas dari
pimpinan, pembantu pimpinan sampai pelaksana, sehingga dapat mempertegas
dalam pendelegasian wewenang dan pertanggungjawaban, dan akan menunjang
efektivitas jalannya organisasi secara keseluruhan.
3. Prinsip Kesatuan Perintah.
Dalam hal ini, seseorang hanya menerima perintah atau bertanggung jawab kepada seorang atasan saja.
4. Prinsip Pendelegasian Wewenang.
Seorang pemimpin mempunyai kemampuan terbatas dalam menjalankan
pekerjaannya, sehingga perlu dilakukan pendelegasian wewenang kepada
bawahannya. Pejabat yang diberi wewenang harus dapat menjamin
tercapainya hasil yang diharapkan. Dalam pendelegasian, wewenang yang
dilimpahkan meliputi kewenangan dalam pengambilan keputusan, melakukan
hubungan dengan orang lain, dan mengadakan tindakan tanpa minta
persetujuan lebih dahulu kepada atasannya lagi.
5. Prinsip Pertanggungjawaban.
Dalam menjalankan tugasnya setiap pegawai harus bertanggung jawab sepenuhnya kepada atasan.
6. Prinsip Pembagian Pekerjaan.
Suatu organisasi, untuk mencapai tujuannya, melakukan berbagai aktivitas
atau kegiatan. Agar kegiatan tersebut dapat berjalan optimal maka
dilakukan pembagian tugas/pekerjaan yang didasarkan kepada kemampuan dan
keahlian dari masing-masing pegawai. Adanya kejelasan dalam pembagian
tugas, akan memperjelas dalam pendelegasian wewenang,
pertanggungjawaban, serta menunjang efektivitas jalannya organisasi.
7. Prinsip Rentang Pengendalian.
Artinya bahwa jumlah bawahan atau staf yang harus dikendalikan oleh
seorang atasan perlu dibatasi secara rasional. Rentang kendali ini
sesuai dengan bentuk dan tipe organisasi, semakin besar suatu organisasi
dengan jumlah pegawai yang cukup banyak, semakin kompleks rentang
pengendaliannya.
8. Prinsip Fungsional.
Bahwa seorang pegawai dalam suatu organisasi secara fungsional harus
jelas tugas dan wewenangnya, kegiatannya, hubungan kerja, serta tanggung
jawab dari pekerjaannya.
9. Prinsip Pemisahan.
Bahwa beban tugas pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan tanggung jawabnya kepada orang lain.
10. Prinsip Keseimbangan.
Keseimbangan antara struktur organisasi yang efektif dengan
tujuanorganisasi. Dalam hal ini, penyusunan struktur organisasi harus
sesuai dengan tujuan dari organisasi tersebut. Tujuan organisasi
tersebut akan diwujudkan melalui aktivitas/ kegiatan yang akan
dilakukan. Organisasi yang aktivitasnya sederhana (tidak kompleks)
contoh ‘koperasi di suatu desa terpencil’, struktur organisasinya akan
berbeda dengan organisasi koperasi yang ada di kota besar seperti di
Jakarta, Bandung, atau Surabaya.
11. Prinsip Fleksibilitas
Organisasi harus senantiasa melakukan pertumbuhan dan perkembangan
sesuai dengan dinamika organisasi sendiri (internal factor) dan juga
karena adanya pengaruh di luar organisasi (external factor), sehingga
organisasimampu menjalankan fungsi dalam mencapai tujuannya.
12. Prinsip Kepemimpinan.
Dalam organisasi apapun bentuknya diperlukan adanya kepemimpinan, atau
dengan kata lain organisasi mampu menjalankan aktivitasnya karena adanya
proses kepemimpinan yang digerakan oleh pemimpin organisasi tersebut
Jenis-Jenis Organisasi
Pengelompokan jenis organisasi dapat dilakukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut :
1. Berdasarkan jumlah orang yang memegang pucuk pimpinan.
(1) bentuk tunggal, yaitu pucuk pimpinan berada ditangan satu orang,
semua kekuasaan dan tugas pekerjaan bersumber kepada satu orang.
(2) bentuk komisi, pimpinan organisasi merupakan suatu dewan yang
terdiri dari beberapa orang, semua kekuasaan dan tanggung jawab dipikul
oleh dewan sebagai suatu kesatuan.
2. Berdasarkan lalu lintas kekuasaan.
Bentuk organisasi ini meliputi;
(1) organisasi lini atau bentuk lurus, kekuasaan mengalir dari pucuk
pimpinan organisasi langsung lurus kepada para pejabat yang memimpin
unit-unit dalam organisasi,
(2) bentuk lini dan staff, dalam organisasi ini pucuk pimpinan dibantu
oleh staf pimpinan ahli dengan tugas sebagai pembantu pucuk pimpinan
dalam menjalankan roda organisasi,
(3) bentuk fungsional, bentuk organisasi dalam kegiatannya dibagi dalam
fungsi-fungsi yang dipimpin oleh seorang ahli dibidangnya, dengan
hubungan kerja lebih bersifat horizontal.
3. Berdasarkan sifat hubungan personal, yaitu ;
(1) organisasi formal, adalah organisasi yang diatur secara resmi,
seperti : organisasi pemerintahan, organisasi yang berbadan hukum.
(2) organisasi informal, adalah organisasi yang terbentuk karena
hubungan bersifat pribadi, antara lain kesamaan minat atau hobby, dll.
4. Berdasarkan tujuan.
Organisasi ini dapat dibedakan, yaitu :
(1) organisasi yang tujuannya mencari keuntungan atau ‘profit oriented’ dan
(2) organisasi sosial atau ‘non profit oriented ‘
5. Berdasarkan kehidupan dalam masyarakat, yaitu ;
(1) organisasi pendidikan,
(2) organisasi kesehatan,
(3) organisasi pertanian, dan lain lain.
6. Berdasarkan fungsi dan tujuan yang dilayani, yaitu :
(1) Organisasi produksi, misalnya organisasi produk makanan,
(2) Organisasi berorientasi pada politik, misalnya partai politik
(3) Organisasi yang bersifat integratif, misalnya serikat pekerja
(4) Organisasi pemelihara, misalnya organisasi peduli lingkungan, dan lain lain.
7. Berdasarkan pihak yang memakai manfaat.
Organisasi ini meliputi;
(1) Mutual benefit organization, yaitu organisasi yang kemanfaatannya terutama dinikmati oleh anggotanya, seperti koperasi,
(2) Service organization, yaitu organisasi yang kemanfaatannya dinikmati oleh pelanggan, misalnya bank,
(3) Business Organization, organisasi yang bergerak dalam dunia usaha, seperti perusahaan-perusahaan,
(4) Commonwealth organization, adalah organisasi yang kemanfaatannya
terutama dinikmati oleh masyarakat umum, seperti organisasi pelayanan
kesehatan, contohnya rumah sakit, Puskesmas, dll
2.MANAJEMEN
Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang
memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki
definisi yang mapan dan diterima secara universal. Kata manajemen
mungkin berasal dari bahasa Italia (1561) maneggiare yang berarti
“mengendalikan,” terutamanya “mengendalikan kuda” yang berasal dari
bahasa latin manus yang berati “tangan”. Kata ini mendapat pengaruh dari
bahasa Perancis manège yang berarti “kepemilikan kuda” (yang berasal
dari Bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda), dimana
istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa Italia.
Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi
ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Mary
Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa
seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk
mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen
sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian,
dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara
efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai
dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada
dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan
jadwal.Istilah manajemen, terjemahannya dalam bahasa Indonesia hingga
saat ini belum ada keseragaman.
Selanjutnya, bila kita mempelajari literatur manajemen, maka akan
ditemukan bahwa istilah manajemen mengandung tiga pengertian yaitu :
1. Manajemen sebagai suatu proses,
2. Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen,
3. Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science).
Menurut pengertian:
yang pertama, yakni manajemen sebagai suatu proses, berbeda-beda
definisi yang diberikan oleh para ahli. Untuk memperlihatkan tata warna
definisi manajemen menurut pengertian yang pertama itu, dikemukakan tiga
buah definisi.
Dalam Encylopedia of the Social Sience dikatakan bahwa manajemen adalah
suatu proses dengan mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu
diselenggarakan dan diawasi.
Dari gambar di atas menunjukkan bahwa manajemen adalah Suatu keadaan
terdiri dari proses yang ditunjukkan oleh garis (line) mengarah kepada
proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian,
yang mana keempat proses tersebut saling mempunyai fungsi masing-masing
untuk mencapai suatu tujuan organisasi.
B. Fungsi manajemen
Dalam Manajemen terdapat fungsi-fungsi manajemen yang terkait erat di
dalamnya. Pada umumnya ada empat fungsi manajemen yang banyak dikenal
masyarakat yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian
(organizing), fungsi pengarahan (directing) dan fungsi pengendalian
(controlling). Untuk fungsi pengorganisasian terdapat pula fungsi
staffing (pembentukan staf). Para manajer dalam organisasi perusahaan
bisnis diharapkan mampu menguasai semua fungsi manajemen yang ada untuk
mendapatkan hasil manajemen yang maksimal
Di bawah ini akan dijelaskan arti definisi atau pengertian masing-masing fungsi manajemen – POLC :
1. Fungsi Perencanaan / Planning
Fungsi perencanaan adalah suatu kegiatan membuat tujuan perusahaan dan
diikuti dengan membuat berbagai rencana untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan tersebut.
2. Fungsi Pengorganisasian / Organizing
Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber
daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk
menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan
perusahaan.
3. Fungsi Pengarahan / Directing / Leading
Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta
menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan lain sebagainya.
4. Fungsi Pengendalian / Controling
Fungsi pengendalian adalah suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan
standar yang telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan
jika diperlukan.
i study Kasus Dalam Organisasi manajemen.
1.1. LatarBelakang
Dengan berkembangnya dunia usaha dewasa ini, sejalan dengan
kebijakan Pemerintah untuk mendorong pertumbuhan di sektor industri,
maka persaingan antar perusahaan khususnya yang sejenis semakin
meningkat untuk menjaga kesinambungan hidup perusahaan dalam menghadapi
persaingan yang ketat tersebut diperlukan penanganan dan pengelolaan
yang baik. Penanganan dan pengelolaan yang baik tersebut hanya dapat
dilakukan oleh manajemen yang baik pula. Manajemen selain dituntut untuk
dapat mengkoordinasi penggunaan seluruh sember daya yang dimliki
perusahaan secara efektif dan efisien, juga dituntut dapat menghasilkan
keputusan-keputusan yang menunjang terhadap pencapaian tujuan perusahaan
serta mempercepat perkembangan perusahaan. Manajemen hendaknya dapat
berfikir kritis dalam mengambil setiap keputusan, agar setiap keputusan
yang diambil tersebut membawa dampak yang baik bagi perkembangan
perusahaan. Kemampuan berfikir kritis inilah yang dapat mengantisipasi
hal-hal yang hams dilakukan perusahaan untuk dapat bertahan dalam
situasi persaingan pasar yang semakin bertingkat. Selain itu, dalam
mengambil suatu keputusan, manajemen hendaknya mempertimbangkan dan
menilai aspek yang ada, agar keputusan tersebut memberikan hasil yang
maksimal terhadap pencapaian tujuan perusahaan dalam perkembangan
perusahaan.
Manajemen memerlukan suatu pedoman berupa perencanaan yang
berisikan langkah-langkah yang akan dan harus ditempuh perusahaan dalam
mencapai tujuannya perencanaan dapat pula berupa alat ukur dan evaluasi
atas hasil sesungguhnya. Apabila hasil sesungguhnya tidak sesuai dengan
apa yang telah direncanakan, maka manajemen harus mengevaluasi
ketidaksesuaian tersebut dan mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan
untuk mengatasinya. Perencanaan juga merupakan alat pengendalian
terhadap kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan perusahaan. Dengan
demikian, perencanaan memegang peranan yang sangat penting daiam
menunjang kegiatan-kegiatan perusahaan.
1. Salah satu perancanaan yang dibuat manajemen adalah perencanaan laba.
Laba merupakan tujuan utama dari perusahaan karena laba merupakan
sellsih antara pendapatan yang diterima (dari hasil penjualan) dengan
biaya yang dikeluarkan, maka perencanaan laba dipengaruhi oleh
perencanaan penjualan dan perencanaan biaya. Perencanaan laba berisikan
langkah-langkah yang akan ditempuh perusahaan untuk mencapai besarnya
target laba yang diinginkan. Agar perencanaan laba berisikan
langkah-langkah yang akan ditempuh perusahaan untuk mencapai besarnya
target laba yang diinginkan. Agar perencanaan laba dapat dilakukan
secara memadai maka diperlukan alat bantu berupa analisis break even.
Analisis break even adalah suatu teknik analisis untuk mengetehui
penjualan minimum agar suatu usaha tidak menderita rugi, tetapi juga
belum memperoleh laba (dengan kata lain labanya sama dengan nol). Dengan
melakukan analisis break even, manajemen akan memperoleh informasi
tingkat penjualan minimum yang harus dicapai, agar tidak mengalami
kerugian. Dari analisis tersebut, juga dapat diketahui sampai seberapa
jauh volume penjualan yang direncanakan boleh turun, agar perusahaan
tidak mengalami kerugian oleh karena itu, analisis break even merupakan
alat yang efektif dalam menyajikan informasi bagi manajemen untuk
keperiuan perencanaan laba sehingga manajemen dapat memilih berbagai
usulan kegiatan yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pencapaian
laba dimasa yang akan datang.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik mengadakan penelitian
yang berhubungan dengan analisis break even dengan judul: ” Peranan
Analisis Break Even Sebagai Alat Bantu Bagi Manajemen Dalam Menunjang
Efektivitas Laba Perusahaan “.
1.2. Identifikasi Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1 Apakah Perusahaan telah melakukan analisis break even untuk produk yang dihasilkan dengan memadai ?
2 Bagaimana peranan analisis break even dalam menunjang efektivitas laba perusahaan ?
1.3. Haksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dan tujuan penelitian yang penulis lakukan terutama untuk
mendapatkan jawaban atas masalah yang dikemukan diatas, yaitu :
1.Untuk mengetahui perusahaan telah melakukan analisis break even untuk
produk yang dihasilkan dengan memadai.
2.Untuk mengetahui peranan anaiisis break even dalam menunjang
efektivitas laba pada perusahaan.
1.4. Kegunaan Penelitian
1 Bagi Penulis Untuk menambah wawasan mengenai analisis break even
dengan melihat praktiknya secara langsung di perusahaan, juga sebagai
salah satu syarat dalam menempuh ujian akhir untuk meraih Sarjana
Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Universitas Widyatama.
2 Bagi Perusahaan Penulis berharap agar penelitian ini memberikan input dalam rangka perbaikan dan pengembangan perusahaan.
3 Bagi Pihak Lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi
bahan referensi dan menambah pengetahuan serta pemahaman analisis break
even penerapannya.
1.5. Rerangka Pemikiran
Dalam usaha mempertahankan hidup serta memajukan perusahaan, manajemen
dituntut bertindak kritis terhadap semua keputusan yang diambilnya.
Karena setiap keputusan yang diambil manajemen akan berpengaruh terhadap
keberhasilan perusahaan. Faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan
perusahaan adalah laba.
Perusahaan akan dianggap berhasil jika mampu meningkatkan laba dan
melakukan ekspansi baik dalam hal volume usaha maupun pendirian pabrik
baru sebagai bagian dari perusahaan itu sendiri. Laba itu sendiri
dipengaruhi oleh harga jual produk, biaya produksi, biaya non produksi
serta volume penjualan. Aiat yang dapat digunakan untuk menganaiisis
hubungan antara biaya, volume penjualan dan laba adalah analisis break
even.
Mulyadi (1993:230) menyatakan bahwa break even (impas) adalah keadaan
suatu usaha yang tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi. Dengan
kata lain, suatu usaha dikata impas jika jumlah pendapatan (revenue)
sama dengan jumlah biaya, atau apabila laba kontribusi hanya dapat
digunakan untuk menutupi biaya tetap saja. Grafik break even
memperlihatkan hubungan antara kegiatan perusahaan, biaya-biaya,
pendapatan, dan laba terutama menunjukkan besar penjualan dan trbk
impas. Analisis break even dalam bentuk grafik memudahkan untuk
memperoleh gambaran tentang hubungan aktivitas perusahaan dengan tingkat
pendapatan dan biaya serta laba. Meski demikian, dikenal juga
perhitungan analisis break even dengan menggunakan rumus matematis.
Dengan penentuan titik break even, perusahaan akan mengetahui tingkat
produksi dan penjualan yang harus segera dicapai agar perusahaan tidak
merugi.
Oleh karena itu, jika perusahaan tidak mencapai hasil penjualan yang
lebih besar dari penjualan pada titik break even, dengan kata lain hasil
penjualan setelah dikurangi biaya variabel dan tidak bisa menutupi
biaya tetap, maka perusahaan tersebut mengalami kerugian. Maka dari itu,
manajemen akan berusaha untuk mencapai hasil penjualan yang lebih besar
dari break even, sehingga dapat diperoleh laba. Analisis break even
penting bagi manajemen dalam pengambilan keputusan terutama dalam hal
kebijakan penjualan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merumuskan
hipotesis sebagai berikut:
“Analisis Break Even sebagai aiat bantu manajemen yang memadai berperan dalam menunjang efektivitas laba perusahaan”.
1.6. Metode Peneiitian
Dalam melakukan peneiitian penulis menggunakan metode deskriptif
analisis yaitu mengumpulkan data untuk kemudian diolah, dianalisis dan
diproses lebih lanjut dengan dasar-dasar teori yang ada sehingga dapat
memberikan gambaran yang jelas mengenai objek peneiitian. Adapun
pendekatan yang digunakan dalam peneiitian ini adalah Studi Kasus.
Penulis mengumpulkan data dengan menggunakan dua pendekatan yaitu:
1. Peneiitian lapangan (Field Reserch) Merupakan peneiitian yang
dilakukan terhadap objek peneiitian secara langsung guna mengolah data
primer yang diperlukan. Teknik Peneiitian dapat dilakukan dengan cara :
a. Observasi
Dilakukan dengan cara mengamati secara langsung objek yang diteliti.
b. Wawancara Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab
dengan pejabat yang berwenang atau bagian lain yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti.
c. Kuesioner Yaitu suatu tehnik pengumpulan data dengan cara menyusun
pertanyaan terstruktur yang berhubungan dengan masalah yang akan
diteliti.
2. Peneiitian Kepustakaan (Library Reserch) Yaitu peneiitian sebagai
usaha untuk memperoleh keterangan dari data dengan cara membaca dan
mempelajari bahan-bahan dari buku-buku literatur, catatan kuliah serta
sumber-sumber lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti agar
memperoleh pemahaman yang mendalam serta menunjang proses pembahasan
mengenai masalah-masalah yang diidentifikasikan.
Sesuai dengan hipotesis yang dipilih penulis yaitu “Analisis Break Even
Sebagai Alat Bantu Bagi Manajemen Yang Memadai Berperan Oaiam Menunjang
Efektivitas Laba Perusahaan” terdapat dua variabel yaitu :
1 Variabel Bebas {Independen Variable). Suatu variabel digolongkan
sebagai variable independen (bebas) apabila dalam hubungannya dengan
variabel lain, variabel tersebut fungsinya menerangkan/mempengaruhi
keadaan variabel lainnya. Variabel bebas dari hipotesis yang penulis
tetapkan adalah analisis break even sebagai aiat bantu bagi manajemen
yang ‘memadai karena variabel ini berdiri sendiri dan mempengaruhi
efektivitas laba.
2 Variabel Terikat {Dependen Variable) Suatu variabel digolongkan
variable dependen (terikat) apabila dalam hubungannya dengan variabel
lain, keadaan variabel tersebut diterangkan/ dipengaruhi oleh variabel
yang diharapkan. Variabel terikat dari hipotesisl yang penulis tetapkan
adalah efektivitas laba perusahaan, karena ini tidak berdiri sendiri dan
dipengaruhi oleh analisis break even.
Referensi
http://pustakaonline.wordpress.com/2008/03/21/peranan-analisis-break-even-sebagai-alat-bantu-bagi-manajemen-dalam-menunjang-efektivitas-laba-perusahaan-studi-kasus-pada-pt-mbt-utama/
http://penas-fkmtsi-makassar.blogspot.com/2010/05/penjelasan-organisasi_01.html
http://fachruramadhan.blogspot.com/2012/04/pengertian-manajemen-dan-fungsinya.html
http://gythadududu.blogspot.com/2011/03/contoh-studi-kasus-dalam-organisasi.html
http://frasetyoanggasaputra.blogspot.com/